Osama Bin Laden Ayah yang Keras, Tapi Pecinta Bunga


Pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden merupakan seorang ayah yang keras. Dia melarang mainan dan peralatan elektronik modern digunakan di rumahnya. Osama juga terkenal sangat disiplin terhadap anak-anaknya.

Hal itu diungkap dalam buku Growing up Bin Laden karya Jane Sasson yang akan diluncurkan akhir bulan ini, seperti dilansir AFP, Jumat (16/10/2009).

Dalam buku tersebut, istri pertama Osama, Najwa, dan anak keempatnya, Omar, memberikan pandangan sekilas mengenai kehidupan pribadi pria yang diyakini sebagai dalang peristiwa 11 September di Amerika Serikat ini.

“Ayah tidak akan mengizinkan ibu untuk menyalakan pendingin ruangan yang ada di apartemen. Begitu juga dengan lemari es yang ada di dapur, tidak akan dizinkan untuk digunakan,” ujar Omar.

Sementara Najwa memaparkan transformasi perjalanan hidup Osama dari seorang pengantin baru yang alim menjadi seorang pemimpin radikal Islam yang mendunia. Osama memulai dari perjalanan dengan keluarganya yang hijrah dari Arab Saudi ke Pakistan, Sudan, Afghanistan, dan termasuk juga ke Amerika Serikat.

Sesaat setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979, Osama dan istrinya mengunjungi Indianapolis dan Los Angeles untuk bertemu mentornya, seorang tokoh Islam Palestina Abdullah Azzam.

“Kami hanya di sana selama 2 minggu, dan selama seminggu penuh Osama pergi ke Los Angeles untuk bertemu dengan beberapa orang di kota itu,” ujar Najwa.

Kemudian, Osama berpergian ke Pakistan dan Afghanistan untuk melawan pendudukan Soviet. Sekembalinya ke Arab Saudi, dia menjadi pahlawan, namun di rumah dia meningkatkan kedisiplinan pada anaknya. Osama menghukum anak-anaknya, yang lebih dari 12 orang, bila melakukan pelanggaran. Dia bahkan memaksa anaknya untuk memanjat gunung tanpa air minum sama sekali.

Namun di samping itu, Osama yang lancar berbahasa Inggris ini juga seorang pecinta bunga dan menyukai mobil-mobil sport. Osama kerapkali membeli beberapa mobil mewah untuk melampiaskan kesenangannya pada mobil sport, termasuk sebuah mobil Mercedes emas miliknya. Bahkan dia pernah membeli sebuah speed boat.

“Tidak ada kepuasan lagi selain seharian mengendarai mobilnya di gurun, di mana dia bisa meninggalkan mobilnya begitu saja dan berjalan-jalan di gurun,” cerita Najwa.

Dengan diterbitkannya buku ini, tidak diragukan lagi pihak AS akan mempelajarinya secara teliti. Isi buku ini bisa digunakan sebagai petunjuk baru dalam mengungkap kebiasaan dan keberadaan Osama. Sumber:Yahoo!Indonesia

Ini Dia Sisi Lain Osama


VIVAnews – Orang mengenal Osama bin Laden sebagai buron teroris nomor wahid dunia. Jarang sekali orang mengetahui sisi lain dari kehidupan Osama.

Istri pertama Osama, Najwa bin Laden menguak realitas lain dari sosok yang dianggap bertanggung jawab di balik sejumlah aksi teror, termasuk aksi teror fenomenal, peledakan gedung kembar World Trade Centre, New York, pada 11 September 2001.

Seperti ditulis dalam bukunya, Najwa mengatakan Osama adalah sosok ayah yang sangat disiplin. Osama tak ragu memukul anaknya yang tersenyum sangat lebar, hingga terlihat deretan giginya.

Di sisi lain Osama punya kegemaran berkebun bunga matahari dan menganggap mobil sport laiknya istri pertamanya.

Di rumahnya, Osama mengharamkan pemakaian alat-alat elektronik. Dia juga memerintahkan anak-anak lelakinya mendaki gunung pasir di gurun tanpa membawa air. Tujuannya, agar sang anak kuat.

Bukan tanpa alasan Osama berlaku keras pada keluarganya. Itu terkait keputusan Osama untuk menyingkir ke Sudan, sebagai bentuk perlawanan pada keluarga kerajaan Arab yang mempersilakan tentara Amerika Serikat bermarkas di sana.

Belajar tidur di tempat terbuka dan tak nyaman, serta mendaki gurun pasir, bagi Osama, adalah cara dia mempersiapkan anak-anaknya menghadapi kehidupan sulit dan keras.

Najwa (saat itu 15 tahun) menikahi Bin Laden yang saat itu berusia 17 tahun. Perkawinan itu membuahkan tujuh anak lelaki dan empat anak perempuan.

Najwa bukan satu-satunya istri. Osama memiliki total enam istri yang ditempatkan di rumah-rumah terpisah di Arab Saudi dan Sudan.

Peraturan yang diberlakukan untuk keenam istrinya sama, mereka tak boleh menggunakan peralatan elektronik.

“Ayahku tak akan mengijinkan ibu untuk menyalakan pendingin udara, meski AC sudah terpasang di apartemen kami,” kata putra Osama dan Najwa, Omar, seperti dimuat laman Telegraph.

“Dia juga tak mengijinkan ibu menggunakan kulkas yang berdiri di dapur,” tambah dia.

Namun, ada satu hal dalam diri Osama yang membanggakan untuk anak-anaknya. Osama, kata Omar, jago matematika. Osama bahkan gemar menguji kecepatan hitungnya dengan kalkulator.

“Ayah saya sangat terkenal punya kemampuan hebat di matematika. Banyak yang datang ke rumah sambil membawa kalkulator dan menantang kemampuannya,” tambah Omar.

Menurut cerita Najwa, dia dan Osama pernah pergi ke Amerika Serikat pada 1979, pasca revolusi Iran. Di AS, Osama bertemu Abdullah Azzan, ulama radikal Palestina yang lantas menjadi guru spiritualnya.

Setelah itu, Osama pergi ke Afganistan, membantu kelompok perlawanan terhadap Uni Soviet. Salah satu tujuan pergi ke Afganistan, sangat romantis, agar bisa menceritakan pada anak-anaknya kisah kepahlawanannya dalam perang.

Namun, ketika kembali dari Afganistan, Osama menjadi sosok yang kaku.

Dalam buku yang ditulis Najwa, juga terungkap bahwa Osama setidaknya punya  satu mobil Mercedes berwarna emas dan  speedboat.

“Tak ada yang hal yang memuaskan untuk dia selain ngebut di gurun, lalu dia akan meninggalkan mobilnya dan berjalan di gurun,” kata dia.

“Hobi favoritnya adalah berkebun. Menanam jagung terbaik dan bunga matahari yang besar,” tambah Najwa.

Sumber:Vivanews.com

Mahmoud Ahmadinejad Keturunan Yahudi? So what?


 
Foto Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad saat sedang menunjukkan kartu identitas dalam pemilihan umum Maret 2008 memperlihatkan bahwa keluarganya memiliki keturunan Yahudi. Dalam dokumen yang diperbesar bisa terbaca bahwa Ahmadinejad pernah dipanggil “Sabourjian”, nama Yahudi yang berarti penenun pakaian. Bukt-bukti ini pertama kali diungkap oleh harian The Daily Telegraph.

Seperti dikutip dari laman harian The Telegraph, Minggu 4 Oktober 2009, catatan pendek di dalam kartu identitas itu menjelaskan kalau keluarga presiden yang kerap mengecam Israel ini mengganti nama keluarga menjadi Ahmadinejad saat mereka memeluk Islam pasca kelahiran Ahmadinejad.

Keluarga Sabourjian berasal dari Aradan, tempat kelahiran Ahmadinejad. Nama Sabourjian diperoleh dari “tukang tenun Sabour,” nama selendang Yahudi Tallit di Persia. Nama tersebut juga masuk dalam daftar nama orang-orang Yahudi Iran yang dikumpulkan oleh Departemen Dalam Negeri Iran.

Para ahli tadi malam menyebutkan bahwa track record Ahmadinejad yang kerap mengeluarkan kritik pedas terhadap kaum Yahudi bisa jadi dilakukan untuk menutupi masa lalunya. “Setiap keluarga yang pindah agama membuat identitas baru dengan mengecam kepercayaan mereka sebelumnya,” kata Ali Nourizadeh dari Pusat Studi Arab dan Iran. “Aspek latar belakang Ahmadinejad menjelaskan banyak hal tentang dia.

Dengan mengeluarkan pernyataan-pernyataan anti-Israel, dia mencoba menghilangkan kecurigaan tentang keterkaitan dirinya dengan Yahudi. Dia merasa tak berdaya di tengah masyarakat radikal Syiah,” terang Nourizadeh.

Juru bicara kedutaan Israel di London, Ron Gidor, mengatakan tidak akan terpengaruh dengan masa lalu Ahmadinejad. “Itu bukan sesuatu yang perlu kami bahas,” kata Gidor.

Ahmadinejad memang tidak pernah menyangkal bahwa namanya diganti saat keluarganya pindah ke Teheran pada tahun 1950-an. Namun dia tidak pernah mengungkapkan nama sebelumnya dan tidak menjelaskan alasan penggantian nama tersebut.

Ahmadinejad adalah insinyur berkualitas dengan gelar doktor dalam bidang traffic management. Dia menjadi milisi Garda Revolusioner sebelum namanya dikenal sebagai politisi garis keras di Teheran. Source:VivaNews.com dan Yahoo Indonesia

Aris Ma’ruf, Pengawal Noordin M.Top Serahkan Diri


Aris Ma’ruf yang diduga sebagai pengawal almarhum Noordin M Top menyerahkan diri ke polisi, Sabtu (3/10/2009). Aris merupakan DPO kasus terorisme sejak tahun 2006, tepatnya setelah terjadinya penyergapan di Kretek Wonosobo. Dalam penyergapan itu, Abdul Hadi alias Bambang dan Jabir alias Gempur Budi Angkoro tewas, sedangkan Aris lolos. Beberapa waktu kemudian, dalam penyergapan di Temanggung, Aris juga lolos. Selama buron, dia melanglang ke berbagai tempat. Menurut informasi yang dihimpun detikcom, Aris menyerahkan diri ke polisi Sabtu (3/10/2009) dini hari. Dengan diantar perangkat desa, lelaki berusia 28 tahun itu mendatangi Polres Temanggung. Tak lama kemudian, dia dijemput petugas dari Polda Jateng. Namun hingga saat ini, tak ada pejabat polda yang memberikan penjelasan soal penyerahan diri Aris. “Ya, dia sedang diperiksa,” kata sumber di kepolisian. Aris tercatat sebagai warga Desa Lembutjati, Kecamatan Gemawang, Temanggung, Jateng. Menurut informasi, saat ini dia tengah ‘dititipkan’ di Markas Brimob Polda Jateng. (Source:Yahoo Indonesia)